Sejak zaman dulu, baju kemeja putih dikenal sebagai busana para bangsawan. Dalam buku Men’s Wardrobe seri Chic Simple disebutkan,
para bangsawan Eropa abad ke-17 biasa mengenakan kemeja putih yang
dihias renda pada bagian dada dan lengan. Mereka juga biasa tampil
dengan kemeja putih pada saat mengenakan busana tuxedo, busana yang
berasal dari kalangan bangsawan Inggris.
Sampai
akhir abad ke-19 kemeja putih dianggap paling elegan. Dulu pria yang
memakai kemeja putih dianggap kaya karena memiliki uang untuk sering
mengganti kemejanya dengan yang putih bersih. Kemeja putih dianggap
sebagai busana pria yang bekerja di tempat bersih. Dari bahan apa pun
kemeja putih tampak bersih, elegan dan mewah. Para selebriti dunia
seperti Yull Bryner, Paul McCartney, Jackie Kennedy, Audrey Hepburn
sangat menyukai kemeja putih polos.
Desainer
kondang seperti Donna Karan, Isaac Mizrahi, Jil Sander, Ralph Lauren,
mencoba mengeksplorasi bahan putih polos menjadi kemeja aneka gaya. Ada kemeja putih dengan
kerah Nehru, ada yang sederhana seperti baju kurung, baju barong, ada
pula kemeja putih yang penuh dengan dekorasi di bagian depan. Tetapi
yang paling populer adalah baju kemeja katun putih bermodel standar untuk busana kerja.
Kemeja
putih bisa dikenakan untuk suasana formal maupun kasual. Untuk suasana
kasual, pria tinggal melipat lengan kemeja putih sampai ke siku dan
memadukannya dengan celana jins biru. Kemeja katun putih dan jins biru
adalah padanan klasik yang selalu digemari karena membuat pemakainya
tampil kasual namun tetap chic. Meski kemeja katun putih ada yang
berlengan pendek, namun lebih baik pria memilih yang berlengan panjang
agar bisa dikenakan bersama celana jins maupun suit.
Kemeja
putih yang dipadukan dengan suit berwarna gelap, akan membuat
pemakainya tampil elegan, bersih dan classy. Dan membuat wajah
pemakainya terlihat lebih terang, sehingga pria berkulit gelap akan
terlihat lebih menarik bila mengenakannya. Kemeja katun putih
berkualitas biasanya memiliki kancing dari kulit kerang mutiara, bukan
dari plastik.
Kemeja putih dari
bahan sutera cocok dikenakan pada acara-acara formal. Bila manset lengan
bermodel french cuffs (ada lipatan balik pada manset lengan), maka
aksesori berupa kancing mungil penghias manset perlu dikenakan. Kemeja
sutera putih umumnya dikenakan bersama suit atau tuxedo. Kemeja putih
untuk tuxedo biasanya diberi hiasan pada bagian depan dengan kerah
bermodel spread collar atau wings collar untuk tempat dasi kupu-kupu.
Bila Anda membeli kemeja putih dari bahan sutera pilihlan yang berwarna
putih bersih, bukan warna broken white atau putih gading.
Kemeja
putih juga memerlukan perawatan yang lebih cermat dibanding kemeja
bermotif atau berwarna. Bila disimpan di dalam lemari terlalu lama,
kemeja putih cenderung akan berwarna kekuning-kuningan dan
berbintik-bintik coklat. Untuk menghindarinya setelah diambil dari
laundry, gantungkan sillica gel atau kapur barus pada hanger-nya dan
biarkan kemeja tetap berada di dalam plastiknya.
Perhatikan
kemeja putih Anda secara berkala agar Anda cepat mengetahui bila ia
berubah warna. Kemeja putih yang mestinya tampak elegan dan classy
ketika dikenakan, bisa jatuh nilainya bila ada sedikit saja perubahan
warna atau noda. Kemeja putih bila sering digunakan juga cenderung
menjadi broken white.
Kesimpulannya adalah : Kemeja putih
dapat dipadankan dengan celana dan jas warna apa pun, dipakai untuk
suasana formal maupun kasual dan dikenakan bagi mereka yang berkulit
gelap maupun terang. Namun, kemeja putih memerlukan perawatan khusus.
Jadi alangkah bijaknya bila pria tidak perlu memiliki beberapa potong
kemeja putih, cukup satu atau dua saja. Bila warnanya berubah menjadi
kekuning-kuningan, Anda bisa menggantinya dengan yang baru.
Gaya
berbusana bagi setiap pria tidak lepas dari yang namanya kemeja.
Terkhusus bagi pria yang bekerja di kantor, baik di pemerintahan maupun
swasta desain baju kemeja yang cocok untuk dikenakan adalah satu
hal yang harus diperhatikan. Sepintas seperti tidak ada yang menarik
untuk dibahas dalam gaya berbusana kemeja. Tetapi tahukah Anda bahwa
kemeja dengan deretan kancing di dada baru dikenal orang pada akhir abad
ke – 18? Sebelumnya orang memakai dan menanggalkan kemeja melalui
kepala. Pada 1871 Brown Davis & Co. meregistrasi paten
kemeja pertama yang memiliki deretan kancing di dada. Dan sejak itu
kemeja menjadi busana formal maupun kasual bagi pria.
Hal yang paling penting yang harus Anda perhatikan untuk desain baju kemeja yang
dipadankan dengan dasi adalah pada bagian kerahnya sebab desain kerah
menentukan formal atau tidaknya sebuah kemeja. Jika wajah diibaratkan
sebuah potret maka kerah adalah bingkainya. Dalam artian bahwa tinggi,
panjang dan lebar kerah sebaiknya menunjang bentuk dan ukuran wajah.
Alan Flusser dalam buku Style and the Man mengatakan bahwa :
–
Pria bertubuh kecil dengan wajah mungil sebaiknya jangan mengenakan
kemeja yang tinggi kerahnya lebih dari 8 centimeter begitu juga
sebaliknya bahwa pria gemuk atau bertubuh kekar kurang cocok bila
mengenakan kemeja berkerah kecil.
– Kerah harus seimbang dengan bentuk muka agar muka yang berbentuk bulat atau persegi kelihatan lebih lembut.
– Pria berleher panjang sebaiknya memilih model kerah yang cukup tinggi.
– Pria berleher pendek dan gemuk sebaiknya menghindari model kerah yang tinggi karena akan menenggelamkan leher.
Kerah
didesain dalam berbagai model. Kemeja merk eksklusif buatan Inggris
pada umumnya memiliki bentuk kerah yang lebih baik dibandingkan buatan
Eropa dan Amerika. Dalam buku Gentleman, a Timeless Fashion, Bernhard Roetzel
menyebutkan ada beberapa model kerah kemeja berdasarkan model dan cara
mengenakannya yang disesuaikan dengan fungsi dari kemeja tersebut.
- Button – down collar : Model kerah dengan kancing di kedua ujungnya dan kerah jenis ini biasanya dikenakan dengan dasi.
- Club ( rounded ) collar : Model kerah yang tinggi dan ujungnya berbentuk setengah lingkaran, tidak lancip.
- Pin collar : Model kerah yang kedua kelepaknya dihubungkan peniti yang berukuran besar. Tetapi model kerah seperti ini sudah jarang sekali dikenakan.
- Tab collar : Model kerah yang diberi semacam lidah kecil untuk menautkan kedua kelepaknya agar sudut tempat simpul dasi menjadi lebih sempit dan rapi.
- Straight ( turn – down collar ) : Model kerah yang bentuknya mirip seperti button – down collar, namun tidak berkancing di kedua ujungnya.
- Wings collar : Model kerah yang kedua ujungnya berbentuk segitiga kecil yang biasa dikenakan bersama dasi kupu-kupu dan busana tuxedo.
- English spread ( cutaway collar ) : Model kerah yang memiliki sudut kerah sangat lebar sehingga jarak kedua ujung kerah menjadi sangat jauh. Model kerah seperti ini berkesan formal, terlihat kaku dan tinggi di leher serta tetap tampak elegan meski dikenakan tanpa dasi.
- Band collar : Model kerah yang lebih dikenal sebagai kemeja berkerah Nehru. Model kerah seperti ini sangat populer di tahun 80 an.
Selain
desain kerah kemeja yang harus diperhatikan dalam desain baju kemeja
adalah motif dari kemeja itu sendiri. Bila Anda memilih kemeja dengan
motif garis-garis, perhatikan bahwa garis-garis pada lengan harus
bertemu dengan garis-garis pada lapisan di belakang bahu. Garis-garis
pada saku juga harus bertemu dengan garis-garis kemeja. Sementara untuk
kemeja dengan motif kotak-kotak, perhatikanlah bahwa motif kotak-kotak
harus tidak terputus oleh sambungan pada bahu, lengan serta pada sisi
kanan dan kiri kemeja.
Dan
yang harus diperhatikan ketika Anda ingin mengenakan jas adalah bahwa
kerah kemeja harus lebih tinggi 2 centimeter daripada kerah jas. Sama
halnya dengan manset lengan kemeja, harus terlihat 2 centimeter dari
balik lengan jas.
1 komentar:
Nice info ...
gambarnya mana sis?
http://kaospurwakarta.blogspot.com/
Posting Komentar